Kamis, 14 Oktober 2010

TUGAS PENULISAN KEHUMASAN II


INDAHNYA PARIWISATA PINGGIRAN JAKARTA




ACHMAD SUGIHARTO
41090075
41.3A.01



AKADEMI KOMUNIKASII PUBLIC RELATIONS
BINA SARANA INFORMATIKA


Indahnya Pariwisata Pinggiran Jakarta



Delapan tahun sudah Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Kepulauan Seribu di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, walau termasuk dalam provinsi ibu kota Republik Indonesia, kondisi Kepulauan Seribu masih tertatih-tatih mengejar Ketertinggalannya, memang patut diakui, di beberapa sisi, kondisi Kepulauan Seribu sudah lebih baik.

Contoh yang paling menonjol, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan sejak tahun 2007 sudah dialiri listrik selama 24 jam. Aliran listrik disambungkan dengan kabel bawah laut, dengan kondisi ini, warga yang tinggal di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Pulau Tidung Besar, Kelurahan Pulau Pari, dan Kelurahan Pulau Untung Jawa, bisa mengoptimalkan wilayahnya sebagai destinasi wisata bahari, namun, di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, listrik 24 jam masih menjadi impian terbesar warga. Bahkan, Pulau Sabira, pulau terjauh, sudah bisa dipastikan tidak bisa disambungkan dengan kabel bawah laut. Perjalanan ke Pulau Sabira membutuhkan waktu 4-5 jam menggunakan perahu cepat dari Jakarta, sejak berstatus sebagai kabupaten, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu bertekad menjadikan wilayahnya sebagai tujuan wisata.





Dari 110 pulau yang ada, 45 pulau diperuntukkan bagi pariwisata. Namun, dari jumlah itu, baru 11 pulau yang telah dibangun dan mempunyai sarana pariwisata umum, di antaranya Pulau Bidadari, Pulau Ayer, Pulau Laki, Pulau Kotok Besar, dan Pulau Putri Pelangi,Potensi wisata Kepulauan Seribu sangat besar. Selain menyajikan pemandangan alam laut, di kawasan ini pun bisa dikembangkan wisata kuliner, wisata sejarah, wisata konservasi alam, dan juga wisata bahari, seperti menyelam dan memancing.
Di Pulau Onrust, misalnya, terdapat bangunan peninggalan Belanda. Pulau Rambut dan Pulau Bokor sudah lama dijadikan cagar alam sehingga bisa dijadikan sebagai obyek eco-tourism. Bahkan, di Pulau Rambut, wisatawan bisa melihat segala jenis burung karena menjadi tempat singgah burung-burung dunia yang bermigrasi,pulau Untung Jawa yang bisa dicapai dari Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, dengan perahu motor dalam waktu hanya 30 menit dengan ongkos Rp 10.000-Rp 15.000 per orang kini sudah menjadi tempat wisata kuliner.
Menurut Bupati Kepulauan Seribu Baharuddin, jumlah pengunjung ke Pulau Untung Jawa setiap akhir minggu mencapai 4.000-5.000 orang. Tahun lalu jumlah kunjungan hanya 1.000 orang setiap minggunya. Jumlah ini belum termasuk wisatawan yang pergi ke pulau lain. Sebagian besar dari mereka memanfaatkan kapal-kapal nelayan yang cukup murah. Untuk ke Pulau Pramuka, misalnya, ongkosnya Rp 35.000 per orang.
HARTA BAWAH LAUT

Selain dari itu, Kepulauan Seribu yang merupakan salah satu tujuan wisata di Jakarta ternyata menyimpan kekayaan bawah laut yang luar biasa. Di kawasan tersebut diperkirakan terdapat lebih dari 38 situs benda cagar budaya bawah air dari kapal karam kuno yang tenggelam ratusan tahun lalu.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Joko Prihatno pada ”Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelestarian Peninggalan Bawah Air” yang digelar Direktorat Peninggalan Bawah Air Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Rabu (28/4/2010) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta.
”Sebagai kawasan konservasi, apa pun potensi yang ada di perairan bawah laut Taman Nasional Kepulauan Seribu tidak dibenarkan diangkat tanpa izin. Bahkan, untuk kepentingan penelitian harus mendapatkan izin penelitian,” katanya.
Menurut Joko, keberadaan situs ini perlu disurvei lebih lanjut sehingga bisa dimanfaatkan untuk wisata bawah laut sebagai salah satu daya tarik wisatawan. Dalam pengelolaannya, Taman Nasional Kepulauan Seribu akan tetap mengacu pada Pasal 19, 27, 32, dan 33 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Kawasan Konservasi.
Lien Dwiari dari Direktorat Bawah Air Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengatakan, peninggalan arkeologi bawah air merupakan warisan budaya yang bernilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, terutama untuk pembentukan jati diri bangsa. Pengembangan nilai-nilai kemaritiman masa kini dan masa depan.
Kepala Seksi Perlindungan Direktorat Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kosasih Bismantara mengatakan, benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman, pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. (NAL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar